kayumu begitu mengagumkan
lembut, selembut suaranya
tongkat gesekmu...
helai ekor kuda...
rosin...
itulah kamu, biola
dulu,
tiga tahun mengabaikanmu
namun,
ini sudah ke empat kalinya meninggalkanmu
dengan jerih payah kuhasilkan suaramu
suara indahmu...
walau ku terus meninggalkanmu
tetapi, entah mengapa semangatku tertuju kepadamu
menginginkan ketenangan...
kepandaian...
untuk memainkanmu
biola...
suara indahmu...
kesabaranmu...
jiwa rohanimu...
menenangkan jiwaku yang tertekan
menenangkan hatiku yang sedih
tunggulah aku di esok Januari
Assalamu'alaikum
Tuesday, 14 December 2010 1:10 PM
p.s: sorry, the poem is very weird because i make it rushy
and, by the way sorry for the schedule of this blog (i don't know how to fix it) thanks
No comments:
Post a Comment